Hutan Wanagama
Dalam perjalanan ke kota Wonosari, kita akan melintas desa Gading yang terletak lebih kurang 35 kilometer dari kota Yogyakarta. Dari desa Gading ini, kita akan tiba di Hutan Pendidikan Wanagama I, yang berjarak 1 kilometer dari Gading, terletak di tepi sungai Oya, sehingga tempat ini merupakan perpaduan pemandangan alam yang sangat indah.
Hutan Pendidikan Wanagama I, adalah hutan buatan yang dibangun untuk kepentingan pendidikan, disamping sebagai pola percontohan untuk mengembangkan hutan serbaguna, khususnya dalam mengatasi kekritisan dan penghijauan.
Hutan Pendidikan Wanagama I memiliki luas 80 ha, dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Para remaja dan mereka yang berminat mendalami masalah - masalah kehutanan akan memperoleh manfaat yang besar bilamana berwidyawisata (study-tour) ke Hutan Pendidikan ini. Di lokasi ini tersedia pula areal untuk berkemah dengan kapasitas 200 orang.
Untuk mencapai lokasi ini, dapat dipergunakan kendaraan umum dari terminal bus Yogyakarta, mengambil jurusan Wonosari, turun di desa Gading. Perjalanan dari Gading ke obyek yang dituju, dilakukan dengan berjalan kaki (kecuali bilamana membawa kendaraan sendiri) karena kendaraan umum yang menuju ke lokasi Hutan Pendidikan Wanagama I ini belum ada.
Puncak Suroloyo
Obyek wisata ini berada pada puncak tertinggi Perbukitan Menoreh yang terletak di Dusun Keceme, Desa Gerbosari,Kecamatan Samigaluh, berjarak + 45 km dari Yogyakarta.
Di obyek wisata ini, sambil merasakan sejuknya udara pegunungan di atas hamparan perkebunan teh yang menghijau, wisatawan dapat menikmati pesona matahari terbit, sedangkan ke arah utara dari Puncak Suroloyo ini dapat dilihat kemegahan Candi Borobudur.
Di Suroloyo ini terdapat beberapa tempat yang berbau mitologis, yang tentunya sangat sayang untuk dilewatkan, antara lain :
- Puncak Sariloyo
- Tegal Kepanasan
- Sendang Kadewatan
- Sendang Kawidodaren
- Pertapaan Kaendran
- Pertapaan Mintorogo
Pada setiap tanggal 1 Syuro di Puncak Suroloyo ini selalu diadakan Upacara Jamasan Pusaka pemberian dari Kraton Yogyakarta yang berupa Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Kyai Manggolo Dewo. Dari rumah sesepuh Dusun Keceme, upacara dimulai dengan kirab pusaka, diikuti arak-arakan yang membawa gunungan hasil bumi, diiringi musik tetabuhan tradisional dan dimeriahkan dengan rombongan beberapa group kesenian tradisional menuju Sendang Kawidodaren tempat upacara jamasan pusaka dilaksanakan.
Yang juga menarik dari kegiatan ritual ini adalah adanya udik-udik berupa hasil bumi yang diperebutkan oleh para warga masyarakat maupun para pengunjung. Konon, mereka yang bisa mendapatkan udik-udik ini akan mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hasil pertanian yang melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar